Friday, December 7, 2012

Short trip but FUN ( Part 3)


(selanjutnya)

Setelah cipika cipiki pamitan dengan sepupu yang masih akan tinggal beberapa hari lagi di Singapura, saya segera menenteng tas menuju boarding room. Lagi, dan lagi, harus jalan jauuhh, karena boarding room Air Asia ada diujung airport Changi -___-


Apakah semuanya biasa saja saat akan kembali ke Jakarta? Oh tentu tidak. Seperti yang sudah saya sebutkan di atas, tidak ada kata “biasa” setiap saya melakukan perjalanan.
Saat sudah duduk manis di boarding room, saya baru sadar batre BB sudah setengah. 

Ditambah memang sudah bocor, saya khawatir setiba di Jakarta batrenya benar-benar habis dan susah menghubungi supir. Maka saya sibuk cari colokan, beberapa kali pindah tempat duduk. Sampai akhirnya menyerah, bahwa colokan BB ini tidak sama dengan colokan yang tersedia di Singapura. Poor me haha..

10 menit berlalu saya asyik mengutak-atik Galaxy Tab, tanpa memperdulikan boarding room yang telah sepi. Disitu hanya  ada seorang pramugari yang menanti para penumpang untuk masuk ke dalam pesawat. Saya tengok ke jam di BB, dan cek tiket, “Ah masih lama kok.”

Sampai ada satu penumpang berjalan di depan saya, yang langsung saya cegat, “Ini penerbangan kemana ya?”, dia jawab “ke Jakarta”.

Yaaa Allaahh Adindaaaaaaaaaaa!! Hahahaa..

Jadi tuh saya tahu ada panggilan naik ke pesawat. Anehnya ini kuping, dengarnya ke YOGYAKARTA bukan JAKARTA!! Hiks.. hikss.. dong dong dong..

Loncatlah saya dari kursi dan tergopoh-gopoh menuju pesawat. Tiba di dalam, rupanya penumpang semua sudah naik dan tinggal menunggu saya masuk. Baiklah seperti orang penting kan saya jadinya? LOL

Ya demikianlah perjalanan saya yang bak orang kaya ini. Ke Singapura tidak sampai 24 jam.

Ada sedikit catatan penting:

1. Selama disana, saya total menggunakan wedges merek Hush Puppies (Hebat bukan? Sepupu saya saja sampai berkali-kali meminta saya ganti ke sendal, tapi saya yakin ini sepatu aman banget dipakai ber jam-jam).

2. Kalau duit pas-pas an mending makan street food saja. Begitu juga dengan transportasi, gunakan bus atau MRT.

3. Terakhir, pergi sendiri tanpa orangtua itu memang seruuuu. Gak seru nya, kalau duit mulai menipis, susah “nodong” nya *krik-krik-krik*

Ada yang punya kisah lebih menarik dari cerita saya di atas? SHARE.. SHARE.. SHARE! ::)))



-Adinda Bintang-


Short trip but FUN ( Part 2)



(selanjutnya)

Entah kenapa kali ini penerbangan cukup sepi. Terbukti, dua kursi disamping saya kosong, di seberangnya pun hanya terisi 2. And Hai kalian tahu siapa 2 orang itu? lagi-lagi binan (cuzzzzzzzzzzzz neeeekkk).

Asal tahu saja, ini adalah pertama kali nya saya melakukan perjalanan dengan pesawat seorang diri.  Maka betapa bahagianya bisa bepergian sendirian, berasa banget sudah dewasa nya LOL. Okey abaikan!

15 menit sebelum tiba di bandara Changi, pesawat mengalami turbulensi selama 10 menit (Huaaaaaaaaaaaa emaaaaaaaaakkkkkkkk). Pernah sih mengalami waktu pergi umroh bulan Juli 2011, tapi gak selebay ini turbulensi nya. Saya berusaha membaca semua doa-doa hingga 2 kalimat syahadat. Tapi yang lucu, sekeliling  masih saja bisa ngobrol dan ketawa-ketawa, bahkan ada yang tetap asyik mendengarkan musik dari iPod nya! Jadi yang lebai saya apa mereka? -___-

----------------------------------------------

Hello, Singapore!

Saya disambut oleh sepupu, kak Maya, di pintu keluar kedatangan. Ah rasanyaaaa so fresshhh! Setahun lalu saya kesini, melewati jalur laut dari Batam bersama sepupu saya ini. Tahun lalu lebih seru lagi, ke Singapura untuk movie marathon, akibat salah paham antara bioskop dengan pemerintah kala itu. Film-film asing tidak bisa semua tayang di Indonesia. Tapi untunglah itu hanya berlaku sebentar.

-----------------------------------
Kami tidak langsung menuju apartemen yang telah disewa, tapi mencari makan untuk mengisi perut. Entah kenapa saya saat itu tidak lapar, jadi saya hanya menemani sepupu yang lahap sekali menyantap nasi Hainam hehehe..

Bandara Changi memang luas sekali. Kami yang menggunakan jasa MRT ini, harus menempuh waktu sekitar 30 menit keluar dari bandara hahaha lagi-lagi saya harus ngos-ngosan :p. Karena saya hanya punya waktu kurang dari 24 jam, malam itu juga saya putuskan ke Mustafa Centre untuk membeli vitamin dan balsem andalan yang memang hanya dijual disini.

Tiba di kamar apartemen, saya dan sepupu kembali menyusun rencana perjalanan kami esok hari. Tujuan saya ke Singapura ini awalnya adalah untuk main di Universal Studios Singapore (USS). Tapi saya kembali membuat rencana, USS hanya sebagai pilihan ketika mood saya baik. 

-----------------------------------------------------------------------

Langit Singapura pagi itu cukup indah. Pemandangan yang saya lihat dari lantai 11 ini juga cukup memesona. Maka tanpa ba bi bu, saya bergegas mandi, untuk segera menelusuri Singapura hari ini.






Pukul 8 pagi, kami sudah berada di jalanan. Berjalan kaki. Aktivitas yang tidak mungkin saya lakukan di Indonesia. Menaiki bus, kami segera menuju Vivo City untuk mencari sarapan di Food Republic.


Perut sudah terisi cukup, kami lanjutkan perjalanan ke pulau Sentosa. Disini saya masih ingin main di USS. Usai membeli tiket masuk, dan berada tepat di globe nya USS, saya berbisik ke sepupu “Gak usah aja yuk, tiketnya mahal dan pasti gak lama lagi hujan deh.” Sepupu setuju, dan kami hanya narsis-narsisan depan globe dan membeli cokelat di Hershey’s.


Balik dari Sentosa Island, kami pindah haluan ke Orchard Road. Dan benar saja, setibanya kami di Orchard Road, Singapura di guyur hujan (Oh feelingku lagi-lagi tepat hakakak). Saya tidak lagi menyesali karena batal main di USS hihii.


Usai membeli beberapa kebutuhan, dan titipan orang rumah, kami kembali ke apartemen untuk bersiap-siap membereskan tas saya karena harus kembali ke Jakarta malam ini.

Singapura sore itu gerimis, alhasil matahari malu-malu untuk muncul. Meski demikian, tidak menghambat perjalanan saya menuju airport Changi. 20 menit saya dan sepupu menunggu datangnya bus untuk setelah itu kita pindah transportasi menggunakan MRT.



(bersambung)

Short trip but FUN ( Part 1)



Setelah menunggu selama kurang lebih 5 bulan, akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba. Meski bukan yang pertama, berplesiran ke Singapura selalu membuat saya tetap excited menjelahi negara yang punya ciri khas patung Merlion nya.

Menggunakan pesawat Air Asia dengan harga tiket sebesar Rp. 969.000, saya resmi terbang tanggal 17 November 2012. Tapiiiiiii, bukan Adinda namanya, kalau tiap pergi tidak ada cerita uniknya. Hakakak!

Gini...Sesuai jadwal, saya terbang pukul 17:40 WIB. Aman dong itu? Berangkat sore yang artinya saya masih punya banyak waktu dari pagi sampai sore.  Maka bangun pkl 8 pagi, saya baru packing. Yah secara cuma sehari (enggak sampai malah) packing ala kadarnya lah. Yang terpenting jilbab dan ciput aman :p

Saat tengah asyiknya packing, bokap masuk ke kamar "Jangan lupa kak, ke money changer di Puri Mall", saya hanya membalas "Iyaa paa", sambil terus asyik melipat beberapa pakaian. Pkl 10 pagi, saya mandi, lanjut sarapan dan duduk-duduk santai di ruang keluarga. Pkl 11, saya yang harusnya mendengarkan apa kata bokap, malah memilih pergi ke Kedutaan Besar India di Menteng untuk daftar les bahasa India (Jangan komentar, kenapa pula saya harus les bahasa Hindi yaa... :p)

Tiba disana, saya yang niatnya hanya daftar, malah menuruti sang guru untuk langsung mengikuti kelas nya. Cabut dari sana itu sudah pukul 13:15. Kelas sebenarnya belum selesai, tapi saya harus pamit lebih awal, karena ingat belum tukar rupiah di Money Changer.

Disinilah ketegangan itu dimulai. Jeng jeng jeng (pasang lagu ala film pembunuhan)

14:00 mobil saya sudah di jalan raya Joglo. Tapi entah mengapa jam segitu, jalan tersebut macet parah hingga mencapai 500 meter.  14: 15, saya telepon supir yang rencananya memang akan mengantar saya ke bandara, untuk segera datang lebih awal. Akhirnya 14: 30 saya tiba di rumah, langsung lompat ke kamar untuk shalat Dzuhur dan merapikan kembali tas.

15:00, saya berangkatlah bersama pak supir menuju Puri Mall. Allahu Akbar!! Macet lagi dong di perempatan Joglo sampai Universitas Mercu Buana. Beruntung ada jalan tikus, maka kami berinisiatif lewat jalur tersebut.  Belum habis kepanikan, tiba-tiba pak supir salah jalan. Asli saya reflek ngomong “Ya Allah mas Ikhlaasssss, kenapa sih hari iniiiii???”

Tiba di Puri Mall itu 15:45, saya langsung loncat ke basement mencari Money Changer. Tahu apa yang terjadi disana? UANG SINGAPURA MEREKA HABISSSS!!!!!!!!!!!! (akhirnya bokap menyarankan untuk menukar nya di Airport Changi). Beruntung supir tidak saya suruh parkir di dalam mall, jadi saya langsung kembali lagi ke dalam mobil yang terparkir di depan Carrefour.

16:00 saya sudah duduk manis dalam mobil sambil menikmati lagu-lagu di radio. Jalan tol baru ini memang selalu sepi, bahkan tidak pernah saya lihat macet sedikitpun. Tapi hari itu? TIDAK. Saya salah besar. 1 km sebelum kami harus keluar tol mengarah ke bandara, macet total! Errrrrrrrrrrrrrrrrr....

16: 15 saya sudah gelisah setengah mati. Berkali-kali saya buka lembaran tiket dan boarding pass yang sudah di print. Disitu jelas-jelas tertulisa, 1 jam sebelum take off, saya sudah harus check in.

16: 30 saya masih harus menempuh 500 meter lagi. Huaaa huaaa, mata saya sudah berkaca-kaca. Akhirnya saya telepon ke customer service Air Asia untuk cek, apakah pesawat akan terbang sesuai jadwal dan harus check in 1 jam sebelum terbang. Mereka menjawab, “Iya”.

Saya telepon Geminiky untuk menginformasikan kondisi saya. Dia bilang “Maak, kalau udah check in di web, lo gak perlu lagi ke counter check in di bandara. Nanti sebelum masuk boarding room, cuma tinggal bayar Rp 150 ribu.” Agak lega dengan jawaban dia.
Berikutnya saya coba compare dengan jawaban Putri (teman saya yang lainnya). Dia menjawab ngambang, karena belum pernah mengalami hal yang saya alami.

Apa yang terjadi di dalam mobil? Saya nangis dong. Masalahnya kan enggak lucu banget, saya yang sudah pamitan sama keluarga dan teman-teman, malah harus batal karena ketinggalan pesawat.

Otak saya tidak berhenti disitu, kembali saya telepon Air Asia untuk mencari tahu penerbangan setelah jam saya. Dan harganyaaaaa dong hahahaha...

16:55 kami berhasil keluar dari kemacetan yang sangat mengaduk emosi itu. saya langsung bilang sama supir, “Mas, sampai gak nih jam 17:10?”, dia jawab “InsyaAllah kak”. Maka saya suruh dia ngebut sekencang-kencangnya menuju terminal 3.

Salah satu yang bikin saya cintaaaaaaaaaaaaaa banget sama terminal 3, tidak hanya karena Air Asia nya, tetapi juga tempat parkirnya yang tidak ribet dan jarang macet.
17:09, saya minta supir untuk cari parkir dulu karena saya harus ke counter check in. Berlarilah saya ke counter, tiba disana, counter sudah ditutup, dan saya diminta ke counter cadangan khusus yang telat check in. Hanya 100 meter jaraknya, tapi saya kembali lemas, itu antriannya panjaaaanngggg bangett -_______-.

Ada 3 menit berada di dalam antrian tersebut, sambil berkali-kali menengok jam di layar Blackberry dan kipasin wajah pakai boarding pass. Tiba-tiba wanita di belakang saya colek, dan langsung bilang “Kalau ada boarding pass, kamu langsung aja ke boarding room.” Ohhhh ya Allah betapa beruntungnya saya bertemu wanita iniiii. Ok ini pelajaran, jangan mudah percaya sama petugas maskapai. Dia bilang harus tetap ke counter check in walau sudah check in via web, ketika saya telepon, tapi buktinya saya bisa langsung ke boarding room. #ngok!!

Masalah selesai? Belummmmm! Supir rupanya kerepotan mencari parkir, dan saya makin gak karuan perasaannya. 17:20 akhirnya supir tiba di depan Jco sambil menenteng tas saya. Setelah memberikan beberapa pesan dan uang untuk bayar tol, saya lariiiiiiii lagiiiii menuju boarding room yang terletak di lantai 2.

Ngos-ngosan banget ya Allah :( 



Beruntung bangettt, 17:28 saya sudah berada di boarding room dan langsung kabur ke musholla untuk shalat Ashar. Enggak berhenti saya berucap syukurrrr, lanjut tlp bokap dan bbm Geminiky dan Putri.

Pesawat bernomor QZ8268 itu rupanya baru take off 18:30. Cuaca Jakarta yang saat itu tengah gerimis, membuat penerbangan saya itu harus tertunda hampir 30 menit. Ah bagi saya itu tidak masalah, yang penting saya terbang ke Singapura. Hahaha...

(bersambung)


Wednesday, October 24, 2012

Proyek Kecil Itu: #LaguCinta


Assalamualaikum..

Beberapa waktu lalu, tepatnya tengah malam, di saat mata sudah 5 watt. Ada bbm dari mantan musuh saya :p (sekarang sih udah akrab bener haha), Adi Abbas. Di dalam pesannya itu, dia menyampaikan niat tulusnya untuk membuat sebuah buku. Buku ini merupakan kumpulan cerpen dari beberapa penulis  yang ia kenal.

Awalnya saya pikir, ini sama seperti project kita sebelumnya yang "Mencintai Senja". Akhirnya saya cuma jawab "Boleeeh." Beberapa hari setelah itu, saya tanyakan lagi ke dia perihal rencana tersebut. Singkat cerita, akhirnya 11 orang ini berhasil membuat cerpen dalam waktu 2 minggu saja.

Untuk lebih lanjut mengenai apa latar belakang Adi Abbas mengumpulkan kami semua, silahkan baca yang berikut ini: 

Berhubung covernya sedang dalam proses, jadi foto yang ditampilkan  judul cerpen saya  dulu ya :p


Belakangan industri literatur Indonesia lagi happening kumpulan cerpen (kemudian menjadi omnibook) yang ditulis oleh para selebriti twitter. Contohnya Cerita Sahabat, Cerita Sahabat 2dan Rasa Cinta. Awalnya gue biasa aja sih, karena gue hobi baca, gue beli buku-buku tersebut secara random cuma untuk memuaskan hasrat gue sebagai seseorang yang suka membaca dan tentu saja menulis (dan berharap suatu hari bisa menjadi penulis beneran).

Namun pada suatu malam, saat membaca salah satu judul cerpen di omnibook Rasa Cinta, gue merasa harus memulai sesuatu. Spontan, gue langsung BBM Christian Pramudia, partner duet di salah satu judul buku pop dewasa (belum terbit. SEGERA!). Gue konsultasi ke dia, semacambrainstorming gitu. Gue lalu keluarin unek-unek tentang proyek kecil ini. Dan setelah dia setuju untuk turut berpartispiasi, gue mulai mengumpulkan personil.


Langkah awal mengumpulkan beberapa nama teman yang gue pikir bisa diajak kerja sama. Karena di pikiran gue, proyek ini harus ada. Mulailah gue bergerilya cari personil. Dari yang statusnya temen sesama movieblogger, temen nonton, temen main sampe mantan (eh!). 

Di titik ini gue sempet kesulitan mengenapkan jumlah menjadi 10 orang. Karena banyak yang datang dan pergi lantaran kesibukan mereka. Tapi gue meyakinkan, gue juga sibuk, setiap orang punya kesibukan, jadi kenapa kita nggak bisa menyempatkan waktu? So, terkumpulah 10 orang awal yang gue yakin bisa selesaikan deadline pengumpulan cerpen dalam 2 minggu tanpa banyak spekulasi. Di tengah jalan, gugur satu orang yang ngerasa nggak pede (oh, come on!). Untungnya gue malah mendapatkan 2 personil baru. Voila, 11 orang inilah yang akhirnya resmi bergabung dalam proyek kecil dengan working title #LaguCinta.

2 Minggu pun sudah berlalu, setelah gue teror ingetin deadline, semua naskah terkumpul dengan rapi di laptop. Gue bahagia karena gue bisa menyatukan orang-orang ini untuk satu tujuan yang bahkan sebelumnya tak pernah terlintas di pikiran mereka. Prosesnya memang masih panjang, tapi gue yakin dengan tujuan mulia ini, bayi kita bisa diterbitkan dan sampai ke tangan kamu cepat atau lambat.

Insyaallah, nanti jika sudah terbit seluruh hasil penjualan omnibook akan disumbangkan. Disumbangkan ke mana biarlah menjadi nanti karena omnibook ini toh belum dikirim ke penerbit (colek kakak Din)

Beribu terima kasih gue ucapkan pada teman teman yang sudah berpartisipasi dengan begitu hebat: Disty, Chey, mas bang, kakak Witra, kakak Dinda, om Rivki, mbak Lala, mama Chiw, mbak Wulan dan Mas Rizal :)

Terakhir dari saya, mohon doa nya yah teman-teman. Saya dan kesepuluh penulis ini, juga yakin, niat baik pasti akan dimudahkan jalannya oleh Allah SWT. 


Wassalamualaikum..


@AdindaBintang


Monday, October 22, 2012

Sunday, October 21, 2012

Tolak Ukur

Assalamualaikum..


#renungan


"Seandainya tolak ukur akhirat adalah Tahta, maka Fir'aun lah yang tinggi derajatnya. Seandainya tolak ukur akhirat adalah Harta, maka Qorun lah yang tinggi derajatnya. Seandainya tolak ukur akhirat adalah Tentara, maka Hamman lah yang tinggi derajatnya. Namun mereka binasa dengan nista. Apapun yang mereka tolak, itulah tolak ukur sebenarnya..."

*Ittaqillah Haqqo Tuqootih
Bertaqwalah kpd Allah dng sebaik2nya Taqwa


(Via: Laila Asy-Syadziriy)






Wassalamualaikum..


@AdindaBintang 

Pribadi Pemaaf

Assalamualaikum...



#renungan



"Pribadi pemaaf memiliki hati seluas samudera, tak berujung dan tak bertepi. Karena kemaafan hanya akan membawa kebaikan dan hati yang lapang dan menutup intervensi iblis untuk menghancurkan hidup kita. Tak ada kekhilafan yang tak bisa dimaafkan yang ada hanya kesombongan yang tak kenal maaf"

(Via: Laila Asy-Syadziriy)





Wassalammualaikum..


@AdindaBintang

Friday, October 19, 2012

Indahnya Perbedaan (Fin)


(selanjutnya)

Assalamualaikum..


Boleh ya saya tarik napas dahulu. fiuhhh.. fiuhhh....

Ada benang merah yang membuat saya ingin menulis satu persatu mengenai sahabat-sahabat saya itu. Sudah dijelaskan sedikit diatas, saya mulai mencintai yang namanya perbedaan.

Dulu memang ibu saya pernah menasehati, "Pilihlah teman yang perilakunya baik, agar kamu jadi orang baik juga."

"Tapi maaa, kakak tidak bisa begitu terus-terusan. Kakak bergaul, bekerja sama dengan orang banyak. Kalau ego itu tidak bisa saya tekan, gimana kakak bisa punya teman banyak"

"Deal about that. Kamu anak pintar, mama yakin kamu lebih kuat dari mama sebagai perempuan. Kamu lebih berani mengungkapkan pendapat dibanding Akbar dan Izan. Jadi mama tidak perlu khawatir gimana kamu di luar sana."

Okay, kembali ke masalah perbedaan dengan orang lain. Saya tentu pernah kesal kenapa ada orang yang tidak bisa sama dengan apa yang saya inginkan. Pernah mencak-mencak, pernah berusaha menghindar dari mereka semua.

Tapi apakah itu menyelesaikan masalah? Tidak!

Ayah saya tahu masalah itu. Dia pernah berpesan, "Kamu harus banyak kenal sifat orang. Suka atau tidak suka, hadapi saja. Toh, itu yang akan membentuk kamu jadi lebih dewasa. Jangan pernah nge judge orang, baik atau buruk."

Saya pernah gencatan senjata dengan Ocha karena akhirnya kita beda visi dan misi dalam kerjaan. Saya pernah merasa Shelvi itu aneh, karena dia suka ke club dan merokok. Saya pernah bete sama Andy, karena dia tidak membalas bbm saya pada saat saya tengah curhat. Saya pernah benci sama Yulia, karena dia jarang on time dan lelet dalam tindakannya.

Dan masih banyak lainnya.

Tapi kalau ingat lagi, kebaikan, pengorbanan, perhatian mereka, saya harus melepas ego itu. Saya tidak ingin, akibat ketidakdewasaan saya, semua hancur. Apa yang sudah terbina baik selama ini berantakan.

Saya comot beberapa kalimat bijak mengenai perbedaan:

"Sungguh memprihatinkan dan ironis melihat kenyataan dalam kehidupan manusia yang selalu dilanda perpecahan, pertengkaran, bahkan saling bunuh, dan semua itu di dasari oleh masalah "Perbedaan".

"Perbedaan adalah Anugerah dan Kebahagiaan"

"Jangan khawatir jika bahasamu tidak dapat dimengerti orang lain, karena bahasa cinta selalu dapat dimengerti"

Kalau sampai saat ini, mereka masih ada di samping saya, berarti memang benar perbedaan itu indah. Saya masih dianggap teman yang bisa diajak bertukar pikiran, teman gila bareng, teman yang bisa dipercaya. Dalam persahabatan, jarak tidaklah berarti, kedekatan adalah urusan hati.

Saya selalu menikmati, tiap pagi, sapaan mereka. Walau hanya menggoda. Contoh yang paling sering saya terima begini. Ini dari sahabat saya lain yg bernama Geminiky Batsion "Maakk, gue dong udah putus. Elo kapan? Biar gue temanin sini", saya cuma balas "Berisik deh elo pagi2"

Atau dari Kiky Mirza "Adekkkkkk, Ayuk kangen"

Oh atau dari Ocha, "Diinnn, Diinn ada bisnis nih, mau jualin lagi gak?"

Yulia? "Beee, kemana ntr pulang kantor, nonton dong, kamu gk kangen apa sama aku"

Kalau Shelvi gini, "Dindaaa, kapan kita lunch bareng lagi, Apii kangeenn"

Well guys, kalian itu menggemaskan loh. Aslik!!! Kapan aku memikirkan kesedihannya ini??? #dhuaarrr! (Sedih kok pengen, hahahaa)

Apa yang saya tulis, hanya sedikit masalah yang pernah saya hadapi bagaimana menyikapi perbedaan dengan orang lain. Intinya, mau sampai kapan pun, dimana pun akan ada yang namanya perbedaan. Dengan orangtua dan saudara kandung aja suka bertengkar gara-gara tidak sepaham, apalagi dengan orang lain. Mustahil!

Kalau pada akhirnya saya menyerah (Dibaca: menghindar) pada satu orang atau satu keadaan, itu tandanya saya tidak ingin bermusuhan yang jadinya dosa. Tapi tentu dengan pertimbangan yang masak. Saya tidak mau gerabak gerubuk mengambil keputusan. Saya pikirin, apa untung dan ruginya di saya.

Terima kasih banyak yang sudah membaca tulisan ini, meski jauh dari kesempurnaan :) Kata banyak orang bijak, lebih baik tertunda menyadari kesalahan, daripada tidak sama sekali. Ciayo!!!

Mari kita baca baik-baik lirik lagunya Superman Is Dead yang berjudul "Kuat Kita Bersinar" dan saya yakin ini diciptakan karena mereka cinta PERBEDAAN \m/ \m/ \m/


Ku tatap dunia
Terasa perih luka di dada
Pertempuran manusia
Yang buta indahnya perbedaan
Oh indahnya..

Ku bisa engkaupun bisa
Melupakan kebencian yang ada
Bersama kita terluka
Bersama kita bisa tertawa
Dan tertawa..

Ayo bangun dunia di dalam perbedaan
Jika satu tetap kuat kita bersinar
Harus percaya tak ada yang sempurna
Dan dunia kembali tertawa

Bayangkan dan senyumlah
Mahkota emas tiada artinya
Ketika raja dan ratu
Memimpin dunia semua bersatu
Dan bersatu..

Ayo bangun dunia di dalam perbedaan
Jika satu tetap kuat kita bersinar
Harus percaya tak ada yang sempurna
Dan dunia kembali tertawa

Jabat erat tanganku kawan
Kau tak akan pernah sendiri
Hancurkan dendam dengan cinta di dada
Untuk semua, manusia



Wassalamualaikum..


Adinda Bintang

Indahnya Perbedaan (Part 3)


(selanjutnya)

Mari saya perkenalkan kembali sahabat saya selanjutnya. Jeng..jeng..jeng..



Ajeng Friesiana.

Saya selalu beruntung mudah akrab sama orang. Ajeng ini pendiam, hampir miriplah sama Yulia Permatasari. Tapiiiiiiii? Dia jauh lebih dewasa hakakak..

Neng manis ini, kakak kelas saya di kampus. Dulu kita pernah satu kelompok dalam sebuah mata pelajaran. Ya sudah sih, cuma kenal gitu aja, gak pernah ada obrolan serius di luar masalah perkuliahan.

Lama tak bersua, mmm bahkan udah lebih dari 2 tahun, tiba2 dia mention saya. "Bebee ikut dong ke Borobudur" lupa lebih jelasnya, tapi tiba-tiba begitulah.

Surprised banget saya. Dia langsung menawarkan rumah dan mobilnya di Yogyakarta untuk bisa kami pakai secara gratis. Alhamdulillah, orang baik jalannya selalu dimudahkan Allah.


"Kamu serius? Aduh gk enak lah aku"

"Beneer bee, pakai aja ya, rumahku gede bgt, jadi drpd kalian bayar hotel, mending inap di rumahku"

Setiba di Yogyakarta, saya pelu erattt tubuhnya (kebetulan dia berangkat lebih dulu) "Ya Allah Ajeng, apa kabarrr kamuuu?"

Tidak ada yang spesial di awal jumpa di Yogya, tapi sepertinya ada persamaan masalah. Yeah apalagi kalau bukan soal jodoh dan pernikahan *ngakak-bersama-sama*

Kami makin terbuka, ketika teman-teman lain satu rombongan pulang lebih dahulu ke Jakarta. Hanya tinggal saya dan dia. Rencana kami berubah, kita berangkat ke Solo. Disitulah kita banyak bercerita, banyak bertukar pikiran.

Intinya dua wanita galau lah saat itu. "Ya ampun Jeng, gimana mau dapat jodoh, disini mayoritas binan yang kita jumpai" *ngakak-lagi*

Saya makin tertarik dengan dia (haduhh tertarik urusan teman ya. Hey saya normal :p), ketika sore sehabis dari Solo kita memilih melipir ke Istana Ratu Boko. Saya kasih tagline seperti ini, "Kami wanita yang tengah menggalau. Maka mencari candi di atas gunung adalah pilihan tepat." Hobahh! hihihi..

Saya tahu, di raut wajah manismu, kamu menyimpan segurat kepedihan, tanda tanya, meminta kepastian. Sudahlah mba Ajeng, mungkin memang harus bisnismu dulu yang maju, bukan soal jodohmu ya.

Pagi ini aku kembali ngakak dengan statementmu kemarin "*CipokSampeLemes* yah ini lah mgkn salah satu alasan kenapa saya blm menikah sampe sekarang. Karena cuma Adinda Bintang yg hobi kirim cipok buat saya ahahahahaha *NgakakNgesotDiAspal*"



Hahhaaa, aku sayang kamuuuuuuu, Aslikkk!!! Kapan yuk kita travelling lagi berdua aja? Menangisi dan menertawakan masalah kita ini? Apa pas kita yoga bareng aja? Yuk, Lesgo Agogo babe :*

(bersambung)

Indahnya Perbedaan (Part 2)


(selanjutnya)



Sahabat saya lainnnya, yang sangat bertolak belakang dengan saya bernama Yulia Permatasari. Waduh, jangan tanya, berapa banyak kalimat yang keluar kalau kita berjumpa. Minim. Bandingannya 20:80.

Saya mau ini, dia mau itu. Saya ingin itu, dia ingin ini. Selera musik saya beda dengan dia, selera film, buku juga. Apalagi selera cowok. Hampir 100% berbeda.

Saya berkenalan dengan dia di kantor Media Indonesia. Kebetulan lebih dulu saya bekerja disana, baru lah dia masuk beberapa bulan setelahnya. Dia duduk di samping saya kala itu. Apa yang akhirnya membuat saya nyaman sm dia? Sikap tenang, lelet dan bahasanya yang dewasa ketika dimintai pendapat. Aahhaaa apeeeuuuu!!



Saya pernah ngamuk sama dia sejadi2nya, "Lia please dong hargai orang. Udah jauh2 gue samperin, elo nya baru mau mandi"

Dia cuma jawab, "Iya beee, maaf. Udah ya manis, nanti gk cantik lagi loh." Well luluhlah saya -_______-

Kalau saya curhat dengan gaya berapi-api, dia hanya tenang mendengarkan.

"Liaaa, lo bayangin yah, gue udah capek-capek jelasin panjang lebar, dia cuma jawab OK. Stress gk sih elo kalau jadi gueeee. Liaaa gue sebeeelll"

"Iyaa beee, tenang aja. Elo pikirin aja, itu baik gk buat elo. Kalau engga ya udah lupain. Hidup lo jauh lebih berarti ketimbang hidup dia, bukan?"

Kami memang sudah lama, tidak intensif berkomunikasi, karena kita sudah tidak satu kantor. Tapi kalau dia ada masalah, pasti bbm an. Pernah sudah lama tidak bbm, tiba-tiba dia bbm.

"Eh sumpah ya, gue sebel banget sm si Eet. Gue capek-capek buat kerjaan ini, dia main bilang, suruh ganti. Apeeeuu dah beeee"

"Beee, hahaha masa kantor gue mati lampuuu loh. Jalan nyok"

"Beeee, kalau mau ke Kuningan, naik apa"

bla bla blaaa. Memang kadang tidak bermutu sih omongan kita berdua, tapi itu lah cara kami saling menyayangi satu sama lain.



Belum lama ini dia dilangkahi adeknya, dan saya sebentar lagi hahahaa. Tidak ada guratan kekhawatiran di wajahnya. "Beee, menikah itu pilihan. Jodoh itu di tangan Tuhan. bukan masalah mau gak mau, tapi cocok gak cocok. Yeah you're right dude :p

Lia sayang, walau kamu lebih banyak mengesalkannya, aku sayang kamu loh. Aku pengen banget melihat kamu pacaran, melihat kamu hidup di Itali dengan pria pilihan Allah. Tapi kapan dong Liaa? Ayolah tebar-tebar pesona, kamu itu cantik loh :*

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Mari kita beranjak ke sahabat saya lainnya. Hmm namanya Putri Fuji Lestari.



Kita berkenalan sudah lama, semenjak di bangku kuliah, tapi memang baru dekat sejak 2010, saat kami ber 4 ke Bali.

Makin dekat, ketika dia tahu, "kembaran" dia jadi pacar saya. "Haa? serius lo jadian sm dia" itulah reaksi dia berkali-kali. Dan sampai saat ini pun dia masih gk nyangka. Put, put please dehh :p

Tambah dekat lagi, ketika saya berpacaran dengan orang dengan bintang yang sama dengan dia (bagai pucuk ulam pun tiba). Dia banyak memberikan saya nasihat positif, bagaimana menghadapi "kaum" nya. Sering dia bilang "Sabar beee, sabarrr. Dia sayang kok sama elo. Percaya sama gue"

eeeeeaaa cantiiiikkkkkkkkkk 

Apa yang membuat saya nyaman? Dia dewasa dan instingnya kuat (Eeeaaaa tipikal Scorpio). Kami berbeda banget. Dia lebih melihat masalah ke depan jauh dari pemikiran orang kebanyakan. Dia lebih senang menyendiri kalau lagi ada masalah, beda dengan saya. Ketika saya ditimpa masalah, lebih baik saya bertemu teman-teman, ketawa-ketawa biar lepas sebentar.

Kami memang tidak intensif bertemu, tapi itu lah yang namanya pertemanan, tidak perlu bertemu tiap hari, cukup hati yang mendekatkan. Sekarang saya berdoa semoga masalah yang tengah ia hadapi, berangsur membaik.

Kita saling mengingatkan untuk selalu ingat Allah. Ada pesan yang pernah saya tuang di Path, seperti ini:

Beryukurlah saat Allah menempatkan kita pada situasi dan kondisi yang sulit dan ujian yang berat. Itu tandanya kita sedang terpilih untuk memberikan pembuktian tentang kualitas keimanan kita dan yang lebih dari itu menunjukkan bahwa tak ada yang sulit dan mustahil bagi Allah. 

"Put, semua orang pasti pernah punya salah, begitu juga dengan gue dan elo. Bagaimana kita menyikapinya itu lebih penting. Gue yakin elo kuat kalau menghadapinya dengan sabar." Love you Sist!

(bersambung)


Thursday, October 18, 2012

Sentul








Indahnya Perbedaan (Part 1)


Lama, saya merenungi tentang hidup yang tengah saya jalani. Apakah sudah di jalur yang tepat atau belum. Lama, saya berpikir, mau dibawa kemana hidup saya, kalau ada yang "menyetir" kemana kaki saya melangkah.

Saya bukannya ingin melawan atau bagaimana, tapi saya rasa bagaimanapun hidup saya sekarang dan nanti, biarlah itu menjadi tanggung jawab saya pribadi. Serius!

Kehadiran orang yang lalu lalang di hidup, akhirnya mengajarkan satu hal indahnya perbedaan. Kali ini saya tidak ingin bahas masalah percintaan, karena hati saya sedang tenang layaknya air laut yang menunggu hantaman ombak. Damaaaaaiiiii..

Menyangkut indahnya perbedaan, saya ingin sedikit berbagi kepada semua. Bagaimana saya yang dulu anti dengan mereka yang tidak satu prinsip, kini tangan saya terbuka lebar, menerima perbedaan.

Dimulai dari Mei 2010. Di sebuah kantor, saya bertemu 2 orang wanita, 1 pria. Saya perkenalkan, Chinese-Surabaya ini bernama Rosallyn Tanoyo, si Batak ini bernama Shelvi Demitry, dan si Jawa ini bernama Andy Imam Surono

Ocha bertolak belakang dengan saya. Dia perokok, blak2an, yah orang Surabaya total lah ya. Kalau mau dijabarkan apa persamaan kami, mungkin lebih banyak ketidaksamaan hahaha..Kami pernah menangisi pria-pria yang tidak berlaku adil. Itu terjadi di apartemennya. Dengan mengambil posisi membelakangi, kami nangis tersedu-sedu.







Kami dulu makin akrab, ketika dia tahu saya ini penggemar Jrx nya Superman Is Dead. Ingat banget, ketika masih di kantor dan sedang asyik mengetik saya melontarkan kalimat "Nonton SID yuk di PRJ", dia langsung bilang "Heh Din, serius lo juga suka sama SID?" Berangkatlah kami malam itu juga, yang masih lengkap dengan pakaian kantor :D

Pernah juga ketika saya lagi, demam dan tidak sanggup bekerja di kantor, tiba-tiba dia kabur ke sebuah restoran membelikan saya roti cane lengkap dengan kari ayamnya. "Nih dimakan ya, Din", suprise banget saya waktu itu, karena dia tidak perlu pakai kata-kata manis untuk "memanjakan" saya.

Kami juga pernah melalui tahap manusia setengah waras, ketika menyaksikan JRX di wawancara di Metro Tv (Mata Najwa). Bayangkan selama interview itu berlangsung, kita jejingkrakan dan teriak-teriak depan televisi "Blllllliii Dinn, Bliiii Chaaaa"

Paling terharu, dia pernah bilang ke orang-orang di depan saya langsung, "Kalian jgn ada yg merokok depan adek gue, kalau dia pingsan gue yang bakal repot nanti" "Udah jangan sok2an mau nakal, muka lo gk pantas nakal Din" Ochaaaaaaaaaaaaaaaa, kangeeennn!!

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lain Ocha, lain Shelvi. Wanita manis dan cuek bebek ini, adalah sahabat saya yang juga "kejiwaan" (Dhuaarrr! hahaha..) Kedekatan itu terjalin, ketika kami dengan beberapa teman lain, melakukan pelangsingan di sebuah klinik di Dharmawangsa.

Mulai dari situlah, kami saling curhat-curhatan. Ya apalagi kalau bukan urusan cowok. Puncaknya, ketika dia menghadapi masalah besar, dan sangat pahit.

"Din, temui gue dong di tangga darurat." Pergilah saya dengan terburu-buru. Sesampainya disana, saya melihat dirinya tengah nangis meraung-raung.

"Dia jahat Din. Dia jahat sama gue. Semua udah gue turutin, semua udah gue usahakan, kenapa dia selingkuhin gue"

HAH! Asli, ingin rasanya saya labrak pria tidak bertanggung jawab itu. Bagaimana bisa, dia membiarkan sahabat saya ini jadi lemah.

"Api sabar ya, banyak doa sama Allah. Kalau ada apa-apa boleh kok cerita sama gue. Kapanpun akan gue dengerin". Nangis nya kian pecah saat dia memeluk erat saya.

Selang beberapa minggu, kami memutuskan untuk menginap bersama di apartemen Ocha. Dia yang tengah galau dan sedikit mabuk, sehabis pulang dari club, berbicara pelan kepada saya, "Din, hati-hati sama cowok. Banyakan brengsek daripada yang benarnya. Lo lihat nih gue korbannya, gue gk mau lo jadi kayak gue gini ya."

Setelah peristiwa itu, beberapa bulan kemudian, dia bbm saya (kebetulan dia sudah pindah kantor). "Din, ketemuan dong, Api mau kasih undangan nih". Wohooooooooooo bahagianya saya. Dia yang pernah menangis di bahu saya, dia yg pernah tersakiti oleh pria tidak bertanggung jawab itu akhirnya dipertemukan dengan jodohnya oleh Allah.



Berkali-kali dia bbm, saya harus datang. Makanya, saya rela bangun pagi, ketika dia melangsungkan akad nikah. Detik-detik pembacaan ijab kabul, lama saya pandangi wanita cantik ini. "Ah Apii, rahasia Allah siapa yah tahu ya, akhirnya setelah bertemu dengan pria tidak tepat, kini kamu bertemu dengan pria yang mencintaimu apa adanya, tanpa ada banyak larangan."



Bagaimana persahabatan saya dengan Andy Imam Surono. Ini agak aneh sih hahaa, kami dekat ketika dia bersitegang dengan orang kantor. Pada saat kejadian saya memang tidak masuk kantor, maka keesokan harinya dia bbm saya "Gue kayaknya mau resign deh". 

Walah, anehnya saya langsung telepon dia dan nangis (asli ini lebay, tapi beneran -___-)

"Yah lo jangan resign dong, nanti siapa yang temenin gue jalan-jalan ke Ambas, makan siang bak orang kaya di Oakwood? Jangan ahhhhh. Tahan aja dulu, sambil kita lihat perkembangannya. Lagian istri lo lagi hamil, butuh biaya."

Kedekatan makin berlanjut, ketika saya lagi pedekate dengan seorang pria awal November 2011 (hahahaa udah gk usah dibahas, geliiiiiiiii Dulll). Tiap hari kerjaan saya mengeluh, dan menyusun strategi bareng Andy, sampai yah emang bukan jodoh itu pria kabur aja dengan sendirinya hahaha Alhamdulillah yaa Rabb!



Waktu saya ingin merayakan ulang tahun di Bali, beberapa hari sebelumnya, tiba-tiba dia kabur dr meja nya ke Ambassador. Itu ber jam-jam dan saya heran. Di bbm, "Tungguin gue jangan pulang dulu," gitu katanya. 

Saat dia kembali dari Ambass, saya tengah rapat. Dan saat kembali ke meja kerja, ada sebuah peta Bali. Dan saya teriaklah di kantor "Andyyyyyyyyy, makasihhhhhhhh". Dia cuma jawab "Elo kan lagi galau sama si X, nah jangan sampai nyasar di Bali, makanya gue beliin elo peta."

Belum lama ini dia bilang, "Banyak cewek aneh yang gue jumpai, makanya gue gk heran ketemu sama elo :p" -____________-

Satu hal yang saya sayangkan, kenapa dia sudah menikah *ngakak-sambil-koprol*



(bersambung)










Hai Glenn..


Assalamualaikum Glenn,


Dimanapun kamu berada saat ini, sudah berapa langkah yang kamu lalui untuk menemui Tuhan di Surga, ada janji yang selalu saya sematkan di samping istrimu tercantik, Farrah Rizky Amelia Pranata.

Janji disaat, wajah terakhirmu di pasang menjadi dp bbm dirinya. Saya selalu ingat peristiwa memilukan itu. 2 Februari 2011.

Hai Glenn, walau kita tidak pernah bertemu langsung, saya yakin kamu bisa melihat saya. Bisa melihat perhatian saya ke istrimu. Bisa melihat tulusnya cinta saya ke istrimu. Aku tidak sedang mengarang Glenn, but it's fact.

Kamu mungkin bingung, sejak kapan saya dan istrimu berkenalan hehe, tapi itu tidaklah penting. Yang terpenting, janji saya ke istrimu, janji saya ke Tuhan belum pernah berubah.

"Aku akan menjaga Kiky, sebisa dan semampuku. Tidak akan ada pria yang bisa menyakitinya, karena memang dia juga tidak pernah kau sakiti selama ragamu masih sanggup dipeluknya"

Glenn, kamu harus tahu Kiky selalu ada di barisan terdepan ketika saya menghadapi masalah, baik dengan lingkungan maupun dengan orang yang sedang dekat dengan saya.

Kamu tahu lah, bagaimana gaya nya dia berbicara. Gayanya dia mengamuk, kalau saya menceritakan problem hidup.

"Dek, Ayuk mu ini MURKA"

"Dek, kenapa sih belum ada jodohhh buat kita"

"Dek, sudahlah tutup buku"

"Tunggu, akan Ayuk hajar itu orang kalau ketemu nanti di Jakarta"

Hahahaaa.. lucu ya istrimu itu. Mungkin karena itulah, saya makin sayang sama dia. Tapi maaf ya Glenn, saya belum ada waktu menemui putra semata wayang kalian. Maaf..

Persahabatan yang sudah terbina sejak pertengahan 2010, memang tidaklah berjalan mulus Glenn. Kamu tahu lah, saya di Jakarta dan dia di Palembang. Persahabatan LDR jadinya hahaha.. Ada banyak hal yang saya tidak suka dari istrimu, begitu juga dengan dia ke saya. Tapi ada banyak hal manis yang membuat kami terikat. Cinta tulus dan kasih sayang yang tidak pernah putus.

Membuat paling terharu, saya dan dia saling memperkenalkan diri dengan sebutan "Saudara". Mungkin di "Kisah Klasik Untuk Masa Depan" sudah kau baca, kata per kata, atau mungkin kau sudah hapal di luar kepala Glenn? hehehe..

Sudah dulu ya Glenn, akan saya lanjutkan kisah kami sesampainya dia ke Jakarta akhir Oktober ini.


Wassalamualaikum,,,

Wednesday, September 12, 2012

The Importance of Cooking For Women


"About two weeks ago, I met an old friend whom for a long time I did not meet. We discussed about anything, like our jobs and activities. When our discussion turned to our wives at home, he told me that he was disappointed since her wife could not cook well for him.

I started to think, is it a problem if your wife can not cook well for you? I never think about it before because my wife is a great cooker. I just have already known that disability of cooking can be a problem between husband and wife.

I always think before that it would not be a problem for me if my wife can not cook well. I mean, we can buy some food outside. But after listening to my friend's story and his disappointment, I try to understand what actually the problem is.

For husbands, every single thing that our wives do will give special effects, whether positives or negatives effects. I think the wives also feel in the same way. In short, it would happen to every couple who love each other. For cooking matter, generally husbands are eager to eat any food their wives have cooked for them.

I feel something special when I eat some food my wife has cooked for me. I am proud and feel that I am appreciated to be served in special way by my wife when she cooks me some food. I can not imagine if my wife is not able to cook well for me so I have to take some food outside everyday. I have thanked to God about many things I have found in my wife, but for the first time, now I thank to God since my wife is a great cooker.


Now I know that ability of cooking can be called as a must for women. You might find many men who do not care whether their wives are able to cook or not. They think simply that they buy any kind of food outside. But in fact, most of men will more appreciate their wives who can cook and serve them well, even they will be more proud of their wives. Being smart, active, and beautiful are important for women, but being able to cook well also important."

Source:  http://ezinearticles.com/?The-Importance-of-Cooking-For-Women&id=3198189