Setelah menunggu selama kurang lebih 5 bulan,
akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba. Meski bukan yang pertama,
berplesiran ke Singapura selalu membuat saya tetap excited menjelahi negara
yang punya ciri khas patung Merlion nya.
Menggunakan pesawat Air Asia dengan harga tiket
sebesar Rp. 969.000, saya resmi terbang tanggal 17 November 2012. Tapiiiiiii,
bukan Adinda namanya, kalau tiap pergi tidak ada cerita uniknya. Hakakak!
Gini...Sesuai jadwal, saya terbang pukul 17:40 WIB.
Aman dong itu? Berangkat sore yang artinya saya masih punya banyak waktu dari
pagi sampai sore. Maka bangun pkl 8
pagi, saya baru packing. Yah secara cuma sehari (enggak sampai malah) packing
ala kadarnya lah. Yang terpenting jilbab dan ciput aman :p
Saat tengah asyiknya packing, bokap masuk ke kamar
"Jangan lupa kak, ke money changer di Puri Mall", saya hanya membalas
"Iyaa paa", sambil terus asyik melipat beberapa pakaian. Pkl 10 pagi,
saya mandi, lanjut sarapan dan duduk-duduk santai di ruang keluarga. Pkl 11,
saya yang harusnya mendengarkan apa kata bokap, malah memilih pergi ke Kedutaan
Besar India di Menteng untuk daftar les bahasa India (Jangan komentar, kenapa
pula saya harus les bahasa Hindi yaa... :p)
Tiba disana, saya yang niatnya hanya daftar, malah
menuruti sang guru untuk langsung mengikuti kelas nya. Cabut dari sana itu
sudah pukul 13:15. Kelas sebenarnya belum selesai, tapi saya harus pamit lebih
awal, karena ingat belum tukar rupiah di Money Changer.
Disinilah ketegangan itu dimulai. Jeng jeng jeng
(pasang lagu ala film pembunuhan)
14:00 mobil saya sudah di jalan raya Joglo. Tapi
entah mengapa jam segitu, jalan tersebut macet parah hingga mencapai 500
meter. 14: 15, saya telepon supir yang
rencananya memang akan mengantar saya ke bandara, untuk segera datang lebih awal.
Akhirnya 14: 30 saya tiba di rumah, langsung lompat ke kamar untuk shalat Dzuhur
dan merapikan kembali tas.
15:00, saya berangkatlah bersama pak supir menuju
Puri Mall. Allahu Akbar!! Macet lagi dong di perempatan Joglo sampai
Universitas Mercu Buana. Beruntung ada jalan tikus, maka kami berinisiatif
lewat jalur tersebut. Belum habis
kepanikan, tiba-tiba pak supir salah jalan. Asli saya reflek ngomong “Ya Allah
mas Ikhlaasssss, kenapa sih hari iniiiii???”
Tiba di Puri Mall itu 15:45, saya langsung loncat ke
basement mencari Money Changer. Tahu apa yang terjadi disana? UANG SINGAPURA
MEREKA HABISSSS!!!!!!!!!!!! (akhirnya bokap menyarankan untuk menukar nya di
Airport Changi). Beruntung supir tidak saya suruh parkir di dalam mall, jadi
saya langsung kembali lagi ke dalam mobil yang terparkir di depan Carrefour.
16:00 saya sudah duduk manis dalam mobil sambil
menikmati lagu-lagu di radio. Jalan tol baru ini memang selalu sepi, bahkan
tidak pernah saya lihat macet sedikitpun. Tapi hari itu? TIDAK. Saya salah
besar. 1 km sebelum kami harus keluar tol mengarah ke bandara, macet total!
Errrrrrrrrrrrrrrrrr....
16: 15 saya sudah gelisah setengah mati.
Berkali-kali saya buka lembaran tiket dan boarding pass yang sudah di print.
Disitu jelas-jelas tertulisa, 1 jam sebelum take off, saya sudah harus check
in.
16: 30 saya masih harus menempuh 500 meter lagi.
Huaaa huaaa, mata saya sudah berkaca-kaca. Akhirnya saya telepon ke customer
service Air Asia untuk cek, apakah pesawat akan terbang sesuai jadwal dan harus
check in 1 jam sebelum terbang. Mereka menjawab, “Iya”.
Saya telepon Geminiky untuk menginformasikan kondisi
saya. Dia bilang “Maak, kalau udah check in di web, lo gak perlu lagi ke
counter check in di bandara. Nanti sebelum masuk boarding room, cuma tinggal
bayar Rp 150 ribu.” Agak lega dengan jawaban dia.
Berikutnya saya coba compare dengan jawaban Putri
(teman saya yang lainnya). Dia menjawab ngambang, karena belum pernah mengalami
hal yang saya alami.
Apa yang terjadi di dalam mobil? Saya nangis dong. Masalahnya
kan enggak lucu banget, saya yang sudah pamitan sama keluarga dan teman-teman,
malah harus batal karena ketinggalan pesawat.
Otak saya tidak berhenti disitu, kembali saya
telepon Air Asia untuk mencari tahu penerbangan setelah jam saya. Dan harganyaaaaa
dong hahahaha...
16:55 kami berhasil keluar dari kemacetan yang
sangat mengaduk emosi itu. saya langsung bilang sama supir, “Mas, sampai gak
nih jam 17:10?”, dia jawab “InsyaAllah kak”. Maka saya suruh dia ngebut
sekencang-kencangnya menuju terminal 3.
Salah satu yang bikin saya cintaaaaaaaaaaaaaa banget
sama terminal 3, tidak hanya karena Air Asia nya, tetapi juga tempat parkirnya
yang tidak ribet dan jarang macet.
17:09, saya minta supir untuk cari parkir dulu
karena saya harus ke counter check in. Berlarilah saya ke counter, tiba disana,
counter sudah ditutup, dan saya diminta ke counter cadangan khusus yang telat
check in. Hanya 100 meter jaraknya, tapi saya kembali lemas, itu antriannya
panjaaaanngggg bangett -_______-.
Ada 3 menit berada di dalam antrian tersebut, sambil
berkali-kali menengok jam di layar Blackberry dan kipasin wajah pakai boarding
pass. Tiba-tiba wanita di belakang saya colek, dan langsung bilang “Kalau ada
boarding pass, kamu langsung aja ke boarding room.” Ohhhh ya Allah betapa
beruntungnya saya bertemu wanita iniiii. Ok ini pelajaran, jangan mudah percaya
sama petugas maskapai. Dia bilang harus tetap ke counter check in walau sudah
check in via web, ketika saya telepon, tapi buktinya saya bisa langsung ke
boarding room. #ngok!!
Masalah selesai? Belummmmm! Supir rupanya kerepotan
mencari parkir, dan saya makin gak karuan perasaannya. 17:20 akhirnya supir
tiba di depan Jco sambil menenteng tas saya. Setelah memberikan beberapa pesan
dan uang untuk bayar tol, saya lariiiiiiii lagiiiii menuju boarding room yang
terletak di lantai 2.
Ngos-ngosan banget ya Allah :(
Beruntung bangettt, 17:28 saya sudah berada di
boarding room dan langsung kabur ke musholla untuk shalat Ashar. Enggak
berhenti saya berucap syukurrrr, lanjut tlp bokap dan bbm Geminiky dan Putri.
Pesawat bernomor QZ8268 itu rupanya baru take off
18:30. Cuaca Jakarta yang saat itu tengah gerimis, membuat penerbangan saya itu
harus tertunda hampir 30 menit. Ah bagi saya itu tidak masalah, yang penting
saya terbang ke Singapura. Hahaha...
(bersambung)