(selanjutnya)
Setelah cipika cipiki pamitan dengan sepupu yang
masih akan tinggal beberapa hari lagi di Singapura, saya segera menenteng tas
menuju boarding room. Lagi, dan lagi, harus jalan jauuhh, karena boarding room
Air Asia ada diujung airport Changi -___-
Apakah semuanya biasa saja saat akan kembali ke
Jakarta? Oh tentu tidak. Seperti yang sudah saya sebutkan di atas, tidak ada
kata “biasa” setiap saya melakukan perjalanan.
Saat sudah duduk manis di boarding room, saya baru
sadar batre BB sudah setengah.
Ditambah memang sudah bocor, saya khawatir
setiba di Jakarta batrenya benar-benar habis dan susah menghubungi supir. Maka saya sibuk cari colokan, beberapa kali pindah
tempat duduk. Sampai akhirnya menyerah, bahwa colokan BB ini tidak sama dengan
colokan yang tersedia di Singapura. Poor me haha..
10 menit berlalu saya asyik mengutak-atik Galaxy Tab,
tanpa memperdulikan boarding room yang telah sepi. Disitu hanya ada seorang pramugari yang menanti para
penumpang untuk masuk ke dalam pesawat. Saya tengok ke jam di BB, dan cek
tiket, “Ah masih lama kok.”
Sampai ada satu penumpang berjalan di depan saya,
yang langsung saya cegat, “Ini penerbangan kemana ya?”, dia jawab “ke Jakarta”.
Yaaa Allaahh Adindaaaaaaaaaaa!! Hahahaa..
Jadi tuh saya tahu ada panggilan naik ke pesawat.
Anehnya ini kuping, dengarnya ke YOGYAKARTA bukan JAKARTA!! Hiks.. hikss.. dong
dong dong..
Loncatlah saya dari kursi dan tergopoh-gopoh menuju
pesawat. Tiba di dalam, rupanya penumpang semua sudah naik dan tinggal menunggu
saya masuk. Baiklah seperti orang penting kan saya jadinya? LOL
Ya demikianlah perjalanan saya yang bak orang kaya
ini. Ke Singapura tidak sampai 24 jam.
Ada sedikit catatan penting:
1. Selama
disana, saya total menggunakan wedges merek Hush Puppies (Hebat bukan? Sepupu
saya saja sampai berkali-kali meminta saya ganti ke sendal, tapi saya yakin ini
sepatu aman banget dipakai ber jam-jam).
2. Kalau
duit pas-pas an mending makan street food saja. Begitu juga dengan
transportasi, gunakan bus atau MRT.
3. Terakhir,
pergi sendiri tanpa orangtua itu memang seruuuu. Gak seru nya, kalau duit mulai
menipis, susah “nodong” nya *krik-krik-krik*
Ada yang punya kisah lebih menarik dari cerita saya
di atas? SHARE.. SHARE.. SHARE! ::)))
-Adinda Bintang-
No comments:
Post a Comment