Tuesday, March 13, 2012

Kisah Klasik Untuk Masa Depan

"Bersenang-senanglah, kar'na hari ini yang 'kan kita rindukan. Di hari nanti sebuah Kisah Klasik Untuk Masa Depan"


Sepenggal lagu lawas milik Sheila On 7 yang diputar di radio tadi, membawa saya dan sahabat baru saya dari Palembang bernama panggilan Kiky Mirza menuju Pondok Kopi. Perjalanan sabtu siang itu, adalah perjalanan kedua setelah sebelumnya kita jalan-jalan cantik ke Senayan City selepas menjemput Kiky di bandara Soekarno-Hatta.

Mungkin untuk teman dan para sahabat yang mengenal saya sangat dekat, cukup asing dengan nama Kiky Mirza. Wanita asal Palembang yang memiliki satu orang anak bernama Oyi, memang tidak pernah menemani saya secara fisik di tiap hari libur atau saat saya lagi 'muak' dengan hidup.

Lucu memang kalau mau dirunut perkenalan kita..

Awalnya Kiky adalah member di kantor saya, dan dia juga punya bisnis seprai anti air. Saya lupa bulan apa, tapi itu pertengahan 2010. Saya yang waktu itu memang berencana untuk mempersiapkan pernikahan, langsung tergiur dengan seprai tersebut. 

Alasan saya waktu itu ke Kiky "Biar nanti kalau anak gue lahir, tidurnya pakai seprai itu saja biar gk repot gonta-ganti seprai tiap hari"

Jadi memang berkat seprai anti air itu lah awal perkenalan kita. 

Selang beberapa bulan setelah barang itu tiba, kita memang semakin dekat. Terlebih ketika suami tercinta Kiky harus dipanggil selamanya oleh Allah SWT (ohhh seriussss gue berkaca-kaca Kiiiiiiiiiiii T_T).

Saya ingat betul, pagi itu dp bbm dia adalah wajah sang suami yang memang telah tidur, tidur untuk selamanya. Tentu saya dibuat penasaran, untuk memastikannya, saya bbm dia.

"Turut berduka cita yah, suaminya sakit apa mba?" (iya waktu itu saya masih memanggil dia dengan 'mba')

Panjang penjelasan Kiky mengenai penyebab kematian suami tercintanya, tapi yang saya pikirkan kala itu, "Bagaimana nasib dia setelah suami gak ada?" "Gimana dia harus menjelaskan ke Oyi, kalau papi nya sudah tidak lagi ada kalau dia ingin dipeluk waktu tidur?" (Okey, Kiki gue nulis ini beneran nangissss)

Setelah kepergian Glenn (nama suaminya), saya kian intens berkomunikasi dengan Kiky. Saya cuma ingin dia ada teman bercerita, meski mungkin banyak tangan-tangan yang setia memeluknya di Palembang sana.

Hubungan kami sempat terputus, karena saya ganti Blackberry dan lupa memback up beberapa orang termasuk Kiky (POOR ME!!). Namun sepertinya Allah mungkin mentakdirkan saya dan dia bersahabat, suatu hari saya berhasil berkomunikasi dengan dia karena aplikasi MOM. Saya merasa berdosa kalau tidak berhasil menemukan dia kembali, wanita tegar dengan satu anak itu. 

Kami akhirnya berkomunikasi lewat BBM (Seriouslyy, i'm happy)

"Kikyy apa kabar? Masih jualan seprai kah?"

"Enggak Din, gue udah kerja di asuransi sekarang. Sekali2 nyambi jualan pempek di bazaar"

"Oyi apa kabar? Sudah bisa apa?"

"Baik, Alhamdulillah. Lo jadi nikah?"

(lama saya tak membalas bbm dia, karena memang kondisinya tidak 'indah')

Bbm itu kian berlanjut, sampai akhirnya saya semakin yakin dia memang wanita cukup tegar karena menjadi single parent. Berkali-kali saya bilang sama dia, "Elo hebat yah ditinggal suami tapi gak 'hancur-hancuran hidupnya, malah kelihatan tambah happy"

Dia cuma menjawab, "Kalau gue terus-terusan menyesali kepergian Glenn, Oyi mau makan apa.

Sejak itu, kami memang semaaaakkkkiiiiiinnn dekat. Apa saja kita jadi bahan obrolan. Update status dia apa, saya komentarin, saya nulis apa di twitter dia pasti komentarin. Paling menyenangkan adalah ketika dia kirimin saya pempek (hahahhaaa janji dia yang sudah lamaaa). 

Sedekat itu kalian pikir kita pernah bertemu langsung? NOOOOOOOO!!!

8 Maret 2012. 

Allah akhirnya mempertemukan kami berdua, mempertemukan dua wanita yang saling perhatian di bbm, saling mengejek di twitter. 

Pesawat Lion Air membawa wanita tegar ini dari Palembang ke Jakarta dan tiba pukul 17:15 WIB. Saya yang saat itu tidak masuk ke kantor karena meriang disko, seperti dikasih kekuatan untuk menjemput di bandara.

Hmmm saya patut bersyukur sama Allah, bisa dikasih kelebihan mudah dekat sama orang baru. Coba seandainya waktu ketemu dia, saya diam saja, pastilah Kiky mungkin sedikit menyesal mengenal saya yang bawel ini di bbm dan twitter. Tapi enggak loh, ketemu dia di bandara, saya mampu memposisikan diri sebagai teman yang sudah kenalan belasan tahun lalu bertemu lagi. 

Jakarta sore menjelang malam itu cukup bersahabat, sedikit macetnya tapi itu tidak terasa karena kami berbincang-bincang sepanjang jalan (Hahahaaa menyenangkan sekali perjalanan dari bandara ke Senayan City itu). 

12 Maret 2012.
Pagi hari, Kiky menyambangi saya di kantor, karena cardigan adiknya tertinggal di mobil. Saya baru sadar, ini pasti karena Allah ingin melihat kami bersama sebelum akhirnya dia benar-benar take off ke Palembang (Hehehe..Elo sadar gak?:p )


Sore harinya, dia bbm saya (Biar lebih jelas, saya captured it aja deh :D)







Dear Kiky..
Terima kasih telah menjadi sahabat saya. Terima kasih atas waktunya hadir ke Jakarta. Terima kasih telah memperkenalkan saya ke teman-teman arisannya sebagai saudara. Terima kasih kerupuk dan lenggang asli Palembangnya. Terima kasih telah mendengarkan cerita, keluh kesah saya. Mengutip dari lirik nya Kisah Klasik Untuk Masa Depan "Sampai jumpa kawanku, s'moga kita selalu. Menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan"







Spesial untuk kamu, Farrah Rizky Amelia Pranata.




*salam-jilbab*













No comments: